Jakarta (3/7) - Dalam rangka penerapan ekonomi hijau untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045, Kementerian PPN/Bappenas akan menyelenggarakan Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity. Green Economy Expo bertujuan untuk mengakselerasi implementasi ekonomi hijau melalui pengembangan Ekonomi Sirkular, yang menjembatani pemerintah dan pihak non-pemerintah dalam mencari solusi pembangunan rendah karbon dan pencapaian target Net Zero Emissions. Green Economy Expo juga akan meluncurkan Peta Jalan dan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular di Indonesia serta Peta Jalan Penyelamatan Susut dan Sisa Pangan food loss and waste (FLW). Dokumen tersebut dapat menjadi acuan bagi pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas/masyarakat dalam mencapai target ekonomi sirkular dan FLW menuju transformasi ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Arahan dan Pembukaan Green Expo oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bapak Suharso Monoarfa menekankan pentingnya praktik berkelanjutan dan inisiatif ekonomi sirkular, serta secara resmi membuka Green Expo. Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Malaysia, Timor-Leste, Papua Nugini, dan ASEAN, serta Resident Representative UNDP Indonesia memberikan sambutan pembuka yang menyoroti pentingnya kesepakatan ini dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan menangani tantangan lingkungan.
Dalam serangkaian acara Green Economy Expo, turut dilaksanakan penandatanganan Project Document dan PKS antara Kementerian PPN/Bappenas dengan Kedutaan Denmark, dan Global Green Growth Institute (GGGI), dan Politeknik STTT Bandung, dan PT Daur Langkah Bersama. Pada kesempatan ini pula dilakukan penandatanganan Project Document (Prodoc) terkait Food Loss And Waste dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait Penyusunan Modul Pendidikan Dan Pelatihan Teknik Dan Kejuruan/PPTK Tekstil Sirkular.
Didalam Prodoc yang ditandatangani antara Kedutaan Denmark dan Deputi bidang Kemaritiman dan SDA Bappenas sebagai bentuk komitmen tindak lanjut Memorandum of Understanding (MOU) antara Pemerintah Denmark (Ministry of Food, Agriculture and Fisheries of Denmark Danish Veterinary and Food Administration (DVFA) dan Kementerian PPN/Bappenas yang berfokus pada Susut dan Sisa Pangan. Adapun Fokus tematik dari Kerja Sama Sektor Strategis (SSC) didalam Prodoc ini adalah untuk mendukung penguatan kerangka peraturan mengenai kehilangan dan limbah pangan di Indonesia melalui pengembangan kapasitas, kolaborasi pemangku kepentingan, dan peningkatan kesadaran dalam Susut dan Sisa Pangan.
Adapun Kesepakatan Teknis Tekstil ditandatangani antara GGGI, Kementerian PPN/Bappenas, Politeknik STTT Bandung, dan PT Daur Langkah Bersama bertujuan untuk melaksanakan kerangka kerjasama antara para pihak dalam penyusunan modul tvet dalam bidang tekstil sirkular yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Penayangan Video Ekonomi Circular dan Food Loss and Waste yang menampilkan presentasi video singkat seputar berbagai inisiatif dan pentingnya menangani susut dan sisa pangan sebagai bagian dari strategi ekonomi sirkular yang lebih luas, kemudian acara dilanjutkan dengan peluncuran dokumen peta jalan dan rencana aksi ekonomi sirkular dan peta jalan pengelolaan susut dan sisa pangan yang didalamnya juga dilakukan berbagai macam talkshow dengan pembicara yang kompeten dibidang ekonomi hijau.
Acara ini menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dengan mitra internasiona untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan menangani isu-isu lingkungan yang krusial. Kesepakatan yang ditandatangani dan dokumen yang diluncurkan akan menjadi panduan penting dalam perjalanan menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan sirkular di Indonesia.